Sejarah Asrama Mahasiswa Sumatera Selatan (AMSS) Bandung
asslamualaikum wr wb..salam sejahtera untuk kita semua
Inilah sedikit sejarah terkait asal usul terbentuknya Asrama Mahasiswa Suamatera Selatan (AMSS) Bandung
Asrama
Mahasiswa Sumatera Selatan berdiri sekitar tahun 70-an, di mana asrama ini di
peruntukan bagi putra daerah sumatera selatan yang ingin mendapatkan
tempat tinggal yg cukup murah meriah untuk kepentingan kuliah di
bandung. asrama sumsel sendiri berada di Jl Purnawarman 57 Bandung, tepatnya disebelah Pascasarjan Universitas Islam Bandung (UNISBA). Umumnya mulai dari bagunan, sarana dan prasarana
asrama ini bercorakkan Bangunan Cagar Budaya yang merupakan bangunan asli peninggalan bangsa Belanda. Tentu asrama ini sangat bermanfaat bagi calon dan mahasiswa yang ingin menempuh
ilmu di kota kembang.
Dahulunya Asrama tsb diperuntukan bagi mahasiswa yang berasal se-sumatera bagian selatan (sumbagsel) termasuk Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu dan sekitarnya.
Berikut adalah terkait Keberadaan Asrama itu sendiri
Status Kepemilikan :
a.Tanah dan bangunan terletak di Jl. Purnawarman No. 55 (lama)
No. 57 (baru) berdasarkan Surat keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) yang
diterbitkan oleh Kantor Pendaftaran dan Pengawasan Pendaftaran Tanah (KP3T)
Nomor : 3/ 72 tgl. 3 Januari 1972 dengan data-data sbb : Tanah bebas Hak
Eigendom dengan Nomor perponding : 3479. Keadaan pada tanggal 24
September 1960 : Tertulis atas nama : Johan Van Gent. Gambar Ukur Nomor : 270/ 1919 tanggal : 28 Maret 1919, Surat Hak Tanah Nomor : 1127 tgl. 1 Desember
1919 luas : 1.176 M2. difungsikan
sebagai Asrama Mahasiswa Sumatera sejak tahun 1954 dengan Hak Sewa Pakai dari Pemerintah
Propinsi Jawa Barat atas nama Yayasan
Batanghari Sembilan Pusat di Palembang disingkat YBS Pusat Palembang.
b. Berdasarkan Surat
Kantor Urusan perumahan Bandung Nomor : 438 tanggal 26 Mei 1954 Konsulat YBS
Bandung diizinkan untuk memakai ruangan / persil di Jl. Purnawarman No. 57 (baru)
No. 55 (lama) untuk dipergunakan sebagai Asrama Mahasiswa / Pelajar asal Sumatera Bagian Selatan berlaku
sejak tgl. 26 Mei 1954.
c. Izin pemkaiantersebut diperbaharui
berdasarkan Surat Izin Perumahan (SIP) Nomor : 2419 tanggal 20 Nopember 1963 dar Kantor perumahan Bandung Daerah Tingkat I
Jawa Barat yang tetap mengizinkan memakai rumah seluruhnya di Jl. Purnawarman
No. 57 ( dulu No. 55) sebagai asrama mahasiswa YBS Bandung.
Sejarah Asrama Mahasiswa Sumsel Bandung
Dari keterangan diatas tentu kita semua bisa mengambil poin penting bahwa Asrama Sumsel sudah ada sejak tahun 1954 (kita aja belum lahir). Sebenarnya berdirinya asrama tersebut awalnya didirikan oleh sebuah yayasan bernama Yayasan Batanghari Sembilan (YBS) Pusat. Para anggota yayasan mengumpulkan koin dan mengurus surat-menyurat agar bangunan Belanda tsb menjadi asrama sumsel tujuannya agar mereka mahasiswa yang mengenyam pendidikan di bandung. Asrama tsb diperuntukkan bagi anak yang orang tuanya veteran dan mereka juga yang kurang mampu dari segi ekonomi. Namun karena pada masa tersebut fasiltasnya masih terbatas sehingga asrama hanya untuk mereka yang kuliah di Universita Negeri saja seperti UNPAD, IKIP (dahulu), Poltek dan ITB saja. Seiring perkembangan zaman fasiltas semakin baik dan dengan banyak pertimbangan hingga sekarang asrama sudah bisa dihuni oleh mereka yang berasal dari Universitas Swasta asalkan ia asli berasal dari Sumsel.
Terus YBS Pusat itu kapan berdirinya?
Nah..Yayasan
Batanghari Sembilan (YBS) Pusat didirikan pada tahun 1952 berdasarkan Akte Notaris Christian Maathuis Nomor : 9 tanggal
8 Mei 1952 Palembang. Dengan struktur sebagai berikut :
Susunan Badan
Penasehat :
Drs. H. Moh. Isa Gubernur Sumatera Selatan,
Abdul Rozak Residen
Palembang,
Bambang Utoyo Pangdam Territorium II Sumatera Selatan dan Jambi, Pengurus terdiri dari :
Raden Achmad Nadjamuddin Ketua,
Mohammad Ali
CHanafiah Wakil Ketua ,
Hamdan Mahjuddin
Penulis,
Raden Abdul Rani
Bendahara,
Meester Liem Tjong
Hiam anggota,
Meester Raden
Soedirman Ganda Soebrata anggota,
Musa Taher Hasibuan anggota,
Hadji Mohammad Asaari
Anggota,
Abdul Fattah Anggota,
Abdoel Moein Mendalo Anggota .
Wah..wah para sesepuh semua itu.
Oke kita lanjutkan lagi
Pada tahun 1954 dibentuk suatu konsulat yakni
Konsulat Yayasan Batanghari Sembilan
Bandung. Konsulat ini didirikan pada tahun 1954 untuk pertama kalinya dipimpin oleh H. M.
Saddak selaku Ketua yang adalah pemilik Hotel Homan Jl. Asia Afrika Bandung.
Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 1969 konsulat tsb
tidak jelas keberadaannya, sampai pada tahun 1970 disahkan susunan pengurus
Konsulat YBS Bandung dipimpin oleh Ketua M.Tarmizi Madani yang pada waktu itu
masih berstatus mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan berakhir pada
tahun 1973.
Sesudah tahun 1973 kepengurusan
YBS Konsulat Bandung tidak memperoleh pengesahan dari YBS Pusat di Palembang.
Namun berdasarkan keterangan yang diperoleh YBS Pusat di Palembang pernah
mengesahkan kepengurusan Konsulat YBS Bandung periode tahun 1980 an. Tapi
sangat disesalkan data tersebut tidak ada hingga saat ini.
Namun pada perjalanannya asrama tsb mulai dari tahun 1954 hingga sekarang telah banyak melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa. Mereka yang sudah alumni membentuk sebuah ikatan yakni Himpunan Alumni Asrama Mahasiswa Sumatera Selatan atau HAAMASS.
Organisasi Massa HAAMASS didirikan pada
tanggal 26 Mei 2012 melalui Rapat
Anggota Alumni Asrama Mahasiswa Sumatera Selatan bertempat di asrama mahasiswa
Sumatera Selatan Jl. Purnawarman Nomor 57
Bandung. Untuk pertama kalinya atas permintaan para Senior alumni yang
aktif secara aklamasi dipimpin oleh Ir. M. Tarmizi Madani MBA. Yang bertindak
selaku Ketua Umum dan didampingi oleh kelompok senior lainnya berjumlah 6 orang
yang kemudian dikenal dengan sebutan Kelompok G. 6. disebut juga Tim Penggagas HAAMASS yaitu terdiri dari Ir.
M. Tarmizi Madani MBA. , Ir. K.A. Saiful Ahmad, Ir. Atiatus Sofyan, Ir. Khaidir
Riswan, Yan Firdaus Gumay, Ir. Irwan Zuhri MT.
Sekarang HAAMASS telah menunjukkan eksistensinya dalam mendukung program-program asrama itu sendiri. Khususnya dalam mempertahankan asrama terhadap gangguan dari luar atau pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang ingin menduduki asrama dengan tindakan kurang wajar dan premanisme yakni dengan menghancurkan bangunan tersebut.
Oke teman-teman itulah sedikit sejarah terkait asrama mahasiswa sumsel
Nantikan kabar berikutnya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamualaikum
BalasHapusMaaf kk ayuk ,sanak dulurku maseh banyak lagi mahasiswa asli putra putri Sumsel,seperti diuninus di uin dan masih banyak lainnya.
Mereka mencari asrama asli buat putra putri sumsel